GKR Hemas: Dewasa Dalam Bersosial Media di Tahun Politik

Undangan untuk menghadiri dialog yanag bertema: Peran Sosial Media di Tahun Politik sampai di inbox email saya pada Selasa sore kemarin. Undangan untuk hari Rabu, 5 Maret 2014 itu datang dari sekretariat Kraton Kilen Yogyakarta. Dalam undangan itu disebutkan bahwa yang diundang adalah Wartawan Media, Komunitas Social Media, Pemilih Pemula dan perwakilan Karang Taruna se propinsi D I Yogyakarta.

Bagi sebagian orang, mungkin undangan ini akan dikaitkan dengan pencalonan kembali GKR Hemas sebagai anggota DPD daerah pemilihan D I Yogyakarta. Meski bagi saya pengkaitan seperti ini agak kurang masuk akal. Mengingat tanpa kampanye secara intensif pun saya mengira perjalanan GKR Hemas menuju Senayan sebagai anggota DPD akan mulus-mulus saja. Karisma dan kewibawaan keluarga kraton Yogyakarta selama ini sangat kuat mengakar di masyarakat Yogyakarta, apalagi di lingkungan pedesaan dimana saya tinggal sampai saat ini.

Menghadiri acara ini, saya tiba pada jam makan siang, beberapa saat sebelum acara diskusi dimulai. Di sana saya bertemu dengan Pakdhe Senggol, teman-teman pegiat sosial media dan teman-teman wartawan media. Saya pun menyusul mereka menikmati makan siang yang disediakan oleh panitia di Kraton Kilen.

Acara pun segera dimulai, dibuka oleh Ibu Maria Kadarsih dan sambutan dari Bapak Gatot Marsono. Acara dialog sendiri diisi langsung oleh GKR Hemas dan Pakdhe Senggol, dimoderatori oleh Ibu Martha Sasongko.
photo1

photo2

photo3

photo4

Dialog pada siang hari itu berlangsung cair dan sangat akrab dengan gaya GKR Hemas yang akrab dan Pakdhe Senggol yang santai tanpa basa-basi. Seperti tertera pada undangan acara ini memang membahas seputar peran sosial media di tahun politik, penyampaian gagasan dan pandangan GKR bagaimana seharusnya social media digunakan secara tepat untuk menyerap aspirasi masyarakat (bagi politisi) sekaligus bagaimana mengedukasi pengguna sosial media yang kebanyakan merupakan pemuda untuk lebih partisipatif dalam konteks berbangsa dan bermasyarakat.

Lebih lanjut GKR Hemas meminta hadirin untuk memberikan kritik, saran masukan dan pertanyaan tentang bagaimana seharusnya beliau bersosial media. Banyak sekali usulan dan pertanyaan yang datang dari hadirin siang itu, yang langsung direspon sendiri oleh GKR Hemas. Saran yang paling saya ingat diberikan oleh hadirin adalah agar GKR Hemas tidak temperamental dan suka marah-marah seperti halnya Bu Ani. Nah…

Dikritik dan dibully bukanlah hal baru. Hal itu dianggapnya penting sebagai feedback dalam kiprahnya bersosoal media sejak tahun 2009. Ada kritik yang memang bisa ditanggapi dan ada juga respon masyarakat melalui sosial media yang tidak perlu disikapi perlebihan. Begitu penjelasan pemilik aku twitter: @RatuHemas itu.

photo5

Setelah acara selesai pada sekitar jam 2 siang. Saya dan beberapa orang teman pegiat sosial media melanjutkan ngobrol-ngobrol santai dengan Ibu Martha Sasongko dan Kanjeng Pangeran Haryo Wironegoro (menantu Hamengku Buwono X). Ada banyak yang kami biacarakan secara santai, mulai dari iklim sosial media di Yogya, Facebook, Twitter, Blogger dan lain-lain. Juga bagaimana berbicara tentang keistimewaan Jogja kepada anak-anak muda dengan pendekatan konten digital. Menarik…

 

 

Iklan

10 komentar di “GKR Hemas: Dewasa Dalam Bersosial Media di Tahun Politik

  1. Keraton Jogja sekarang ternyata mulai perhatian dengan sosial media juga.. Sosial media seakrang memang sudah dianggap penting teruatama untuk pendekatan ke masyarakat

  2. Aku aja musti nge off kan facebook gara-gara habis diblockir temen gara2 salah paham. Daripada aku marah2 di facebook, mending aku hiatus sebentar hehehe..

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s