Ingin Merekam Suara Pagi

Saya sudah sering mencoba menceritakan pengalaman saya sehari-hari di blog ini dengan tulisan dan foto-foto. Dengan Video juga sudah beberapa kali. Dengan suara (audio) sudah pernah. Sekali.

Membagikan pengalaman dan ide, menurut saya tidak selamanya cukup dengan tulisan, foto-foto, video, atau gabungan ketiganya. Saya percaya dengan audio (suara) pun banyak hal bisa diceritakan. Dan kadangkala ada yang akan lebih tajam diceritakan dengan ilustrasi suara.

Misalnya adalah suasana pagi yang terjadi di lingkungan pedesaan dimana saya tinggal yang saya rasakan suasananya masih cukup alami. Ada suara beraneka burung berkicau, ayam berkokok, sapi melenguh, para orang tua yang sejak awal pagi sudah berangkat ke pasar dan ke ladang, dan lain-lain.

Saya tadi pagi tiba-tiba ingin merekam suara-suara pagi itu. Terutama kicauan burung-burung yang menurut telinga saya terdengar merdu. Ide merekam itu spontan saja. Tanpa persiapan. Jadi begitu mencoba merekam sudah muncul banyak masalah.

Kendala yang mudah saya rasakan adalah alat. Saya hanya menggunakan handycam Sony DCR SR 6. Handycam ini menggunakan harddisk sebagai media penyimpannya dan dilengkapi dengan built in zoom microphone. Kelebihan handycam ini dibanding dengan yang bermedia rekam kaset, tentu akan meminimalisasi noise suara yang ikut terekam. Permasalahannya adalah built in zoom mic tidak cukup peka untuk menangkap suara burung yang berkicau di ranting pohon-pohon yang tinggi. Suara hanya terdengar sayup-sayup.

Kendala berikutnya adalah saya kurang mengenal karakter dari burung-burung yang ingin saya rekam. Saya mencoba mendekat ke sumber suara untuk memaksimalkan tangkapan microphone. Namun yang terjadi burung-burung berkicau itu menyadari kedatangan saya yang tidak diundang dan akhirnya burung itu berhenti bercengkrama atau berpindah ke pohon yang lain yang jauh dari keberadaan saya.

Ada terlalu banyak jenis suara, padahal waktunya terbatas. Saya jadi kebingungan mana yang harus saya rekam terlebih dahulu. Seharusnya memang saya mengidentifikasi dan membuat daftar suara apa dan burung jenis apa saja yang ingin saya rekam. Syukur-syukur saya bisa membuat storyboard -nya. Ini akan lebih baik daripada menggunakan insting dan memaksakannya pada saat editing.

Ada satu ide yang muncul sejak kemarin sore. Ingin membuat sebuah recording yang berjudul “Hearing A Love in the Silent” Seperti halnya kebanyakan ide yang belum matang. Keinginan ini masih perlu banyak curah gagasan (brain storming) sebelum di-story board-kan sampai pada akhirnya dieksekusi.

Saya inginnya di recording itu tanpa penggunaan suara music. Semua footage yang digunakan adalah rekaman dari alam. Editing dan Compositing tetap perlu dengan seminimal mungkin penggunaan efek digital.

Sekaligus mengingatkan diri sendiri, perencanaan sangatlah penting, karena mungkin nantinya akan banyak meminjam peralatan. 😀

Oh, iya. rekaman suara pagi yang pernah saya buat pada beberapa bulan yang lalu sudah saya posting di sini.

2 komentar di “Ingin Merekam Suara Pagi

Tinggalkan Balasan ke Lidya Batalkan balasan