Beberapa pekan yang lalu, saya mendapatkan undangan untuk menghadiri suatu acara di suatu instansi. Inti acara di instansi itu adalah suatu peresmian. Tidak perlu saya sebut apa yang diresmikan instansi itu. Intinya lagi posisi saya adalah tamu undangan.
Yang sebenarnya tidak inti tetapi cukup membuat tidak nyaman bagi saya adalah di undangan itu tertera code dress apa yang harus saya kenakan. Ini tamu undangan kok diatur-atur. Tamu undangan itu berkenan hadir saja sudah bagus. hehe Kalau tidak karena kenal akrab dengan individu yang mengundang saya akan memilih tidak datang.
Saya lebih nyaman mengenakan T-Shirt dan celana jeans kesukaan saya daripada mengenakan kemeja lengan panjang berdasi dengan setelan celana formal dan bersepatu. Memikirkan hal aneh dari sudut pandang saya. Kenapa orang-orang kita suka meniru budaya orang apa adanya. Indonesia negara tropis yang lembab dan gerah, bukan Eropa.
Andai mereka di undangan mengingatkan untuk menggunakan kostum batik sebenarnya saya lebih mengapresiasi. Baiklah untuk kali itu mungkin saya lebih mengapresiasi isi amplop yang diberikan ketika saya mengisi dan tanda tangan di buku tamu. ๐
Kode sandang saya rasa kadang perlu, yah sekadar tata krama, seperti salam ketika berjumpa :).
Saya sudah sering menghadiri acara yang wajib mengenakan dress code seperti itu, Mas. Kalau pakai kemeja formal berdasi masih mending ketimbang disuruh pakai setelan jas lengkap. Anggap saja seperti berangkat ke kantor. Lha kalau dress code-nya aneh-aneh dengan warna khusus ini yang mesti ngeluarin duit buat beli bajunya. ๐
latah kadang membuat kita keki