“Saya sering menerima keluhan mengapa Indonesia kalah jauh dibandingkan dengan Singapura, dalam hal jaringan 3G. Tapi perlu diingat, Indonesia berbeda dengan Singapura,” terang Tifatul, dalam pembukaan Pekan Informasi Nasional, di Taman Budaya Jawa Tengah, Surakarta, yang berlangsung 20-24 Mei 2011.
Pertama, lanjutnya, lihat saja dari jumlah penduduk, Indonesia mempunyai populasi lebih dari 230 juta jiwa sedangkan Singapura hanya 4,5 juta. Belum lagi luas wilayah Indonesia yang sangat luas bila dibandingkan dengan negeri singa tersebut.
“Jika kita ingin berpergian dari ujung ke ujung Indonesia, jika menggunakan pesawat itu bisa sampai 9 jam. Di Singapura, untuk pergi dari ujung ke ujung mungkin tidak sampai 9 jam dengan sepeda,” tukas Tifatul.
Ouch! Jadi itu permasalahanya. Diatas saya kutip dari Detikinet.com http://m.detik.com/read/2011/05/22/112804/1644093/328/menkominfo-3g-indonesia-jangan-dibandingkan-dengan-singapura
Bagaimana pendapat Anda?
Posted with WordPress for BlackBerry.
Luas daerah bukan persoalan, tapi di tempat yang ada jaringan 3G-pun kita tidak bisa mendapatkan kualitas jaringan yang optimal.
Mungkin menurut pak Tifatul, jaringan 3G itu indentik dengan video call, jadi katakan dipakai untuk panggilan 3G dari Papua ke Aceh akan terlalu panjang rute yang dilalui. Jadinya sering putus – putus 😀
Hahahaha saya menganggap jawaban Mas Jar sebagai candaan.. saya ketawa.. 😆 😆
Serius ya, Pak Tif menganggap begitu? Benarkah luas wilayah berpengaruh?? Amerika gimana, luas segitu besar dan penduduk 300-an juta?
Lhooo, lha saya kan tanya sama kawan – kawan Blogger, karena sewaktu saya belajar dulu kebetulan tidak masuk kelas ketika ada materi seperti yang dibahas Pak Tif 😉
3g bisa sambil sepedaan, kalo dengan pesawat jelas tidak karna ada aturan untuk menonaktifkan alat komunikasi, toh kalo aktif/nyala tetep gak ada sinyal, biar 3g(nya lancar) bawa sepeda dalam pesawat 😀
Hahahaha, ide cerdas mas, ide sepeda mudah mudahan makin laris 🙂
Apa relevansinya antara luas wilayah dan jumlah penduduk dengan kecepatan internet? Saya tersenyum membaca komentar Mas Jarwadi menanggapi komentar dari Mas Cahya di atas. Jangan-jangan Tifatul Sembiring melontarkan fakta luas wilayah dan banyaknya penduduk memang disengaja untuk dihubungkan dengan kecepatan internet itu. Artinya, kalau luas wilayah sempit dan jumlah penduduk sedikit memang sepantasnya internet cepat dan Indonesia karena luas dan penduduknya padat makanya internetnya tak bisa cepat. 🙂
Saya hanya berusaha mengerti apa yang barangkali serius dipikirkan orang. Agar saya bisa belajar pak Joko 😀
blunder lagi ya, pemerintah keknya perlu ahli komunikasi yg mampu menjelaskan antara sebab dan akibat biar berhubungan 😀 hehe
Kalau tidak salah, Pak Tifatul dulu pernah belajar di Suatu Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer. Saya tidak tahu ini pendapat pribadi beliau atau “bisikan” staf ahli di kementrian yang bersangkutan
😀