Ibu sering berpesan agar saya ber (hati hati). Dalam banyak hal. Mungkin Ibu Bapak atau orang orang yang per hati an dengan anda sering berpesan demikian.
Kalau kamu ingin menulis, maka menulislah dengan hati!.
Menulis dengan hati, mana bisa? Gimana caranya? Sejak kecil aku belajar menulis dengan tangan ( tangan kanan –bahkan begitu kesulitan misal menulis dengan tangan kiri )
Bicaralah dengan hati!
Bicara dengan hati, kalau toh aku mencoba berbicara dengan hati mana bisa kamu mendengarnya, karena aku saja tidak bisa mendengarkan … ( suara hatiku.)
Kalau kamu ingin mengerjakan sesuatu maka kerjakan sepenuh hati!
Maksud loh … Mengapa semua harus serba hati? Mengapa harus berhati hati. Apa yah …
[ Saya pusing untuk menulisnya ( kalau harus dengan hati ), saya melakukan sebisanya. Rintik gerimis menyejukan hawa pagi ini — Selamat Pagi ]
menulis dengan hati, berarti menulis dengan kejujuran. Meskipun pahit, ‘N lebih menyukai orang yg jujur walaupun pahit daripada kebohongan yang manis tapi kelak lebih menyakitkan *serius banget yak komennya ^_^
hm … 🙂
Krn dengan hati.. Transformasi pesan bs brjalan lbh baik. Trhindar dr misscommunication dan dpt meminimalisir terjadinya ‘missing link’.