Makanan sehat, susah nyarinya …

“Mbakyu, bawa dagangan apa?” simbok.

“Terong lan Timun” tetangga

“Aku oleh nempil ora?” (Boleh beli eceran ngga?)” simbok

“Waduuuh, kemarin terong ini dikasih racun puradan, biar ngga dirusak hama, jadi jangan beli aja ya. Maaf” tetangga

Saya tidak habis pikir betapa sulitnya mencari makanan sehat. Formalin, pengawet dan pewarna sintetis yang membahayakan masih segar diingatan kita. Hampir semua makanan mulai bakso, mi, getuk, ikan, daging bahkan sayuran masak di rumah makan padang berformalin.

Di bangku sekolah dasar dulu pak guru dengan sok tahu menerangkan bahwa sayuran dan buah yang sehat itu bercirikan daun yang utuh, kelihatan hijau dan segar. Tapi dari cerita penggunaan puradan –sejenis pestisida– untuk menjaga sayur dan buah tidak terserang hama pasti menghasilkan sayur dan buah yang sangat berbahaya.

Penggunaan puradan secara benar, hanya untuk tanaman yang berumur panjang seperti padi. Itupun hanya bisa dilakukan pada 60 hari sebelum panen. Kaitanya digunakan untuk sayuran yang usianya kurang dari 30 hari seperti timun, terong, sawi dll sama saja dengan meracuni.

Dilematis memang petani petani kecil di desa, ketika mereka tidak menggunakan pestisida, tidak panen. Petani yang akan menjual timun tadi bukan satu satunya yang menggunakan pestisida secara tidak benar. Dan mereka juga tahu itu merupakan perbuatan yang membahayakan keselamatan orang lain.

Menurut simbok: “Kalau tidak menanam sendiri kita memang susah mendapatkan makanan sehat ….” Keyakinan simbok selalu bahwa makanan yang sehat adalah apa yang ia tanam sendiri dan dimasak sendiri pula.

Satu komentar di “Makanan sehat, susah nyarinya …

Tinggalkan komentar