Hujan lagi. Padatahal sebentar lagi waktunya pulang lagi. Tapi tidak apa-apa. Saya sih penyuka hujan. Baik hujannya itu sendiri maupun aroma yang ditimbulkan oleh kombinasi air hujan dan tanah. Kalau kemarin saya mengeluh, sebenarnya itu karena saya belum makan siang. Bagaimana tidak mengeluh coba, terjebak hujan di tengah perut yang kelaparan.
Ini merupakan hujan yang ketiga di desa dimana saya tinggal. Hujan yang turun berturut-turut dalam 3 hari terakhir. Ini kabar baik. Di desa dimana saya tinggal hujan disambut dengan suka cita. Hujan di sini tidak dikutuk seperti ketika air hujan jatuh di Jakarta yang dituduh sebagai biang banjir dan penyebab kemacetan di jam-jam orang-orang pulang kerja. Musim hujan adalah harapan yang tunggu para petani. hehehe
Dalam beberapa hari ke depan, saya dan keluarga akan segera merayakan musim hujan kali ini dengan menanam aneka tanaman pangan seperti jagung, kedelai, singkong, padi, dan lain-lain.
Sekarang biar saya melihat hujan, mendung dan langit dari balik jendela saja. Doa saya untuk hari ini semoga listrik tidak mati. Kalau sampai listrik mati selain gelap, koneksi internet saya akan terputus. Baterai Laptop sebenarnya bisa bertahan sampai sore nanti. Tetapi Hotspot dan jaringan internet di sini tidak dipasangi baterai cadangan. Jaga listrikmu agar tidak ‘aliran’ ya petugas PLN. 🙂
Ngomong-ngomong, apa sih yang kau sukai tentang hujan?
kalau hujannya lama deg2an, takut kena kiriman air
Di Bali sudah beberapa bulan selalu panas, sepertinya sebentar lagi musim hujan.
Saya juga sedang menanti hujan dan aroma khas tanahnya mas..
Hujan sebenare sahabat, tapi karena manusia merusak keseimbangan alam jadi kadang hujan dianggap sebagai biang segala bencana
salam kenal lewat blog mas hahaha
Saya suka baunya Mz.. Khas banget gitu. Paling seru kalo hujan terus lagi nongkrong di perpustakaan kampus. Jendelanya kan besar-besar, jadi berasa video-clip lagu galau. hahahahahha..
hujan asal tidak mati lampu.