Bepergian dengan sopir yang kurang pengalaman memang tidak enak. Kurang pengalaman bukan berarti kemampuan menyetir yang buruk. Melainkan pengalaman akan tempat – tempat yang mau saya kunjungi. Dan jalanan ke arah tempat itu.
Peta jalanan mudah kita dapatkan dengan beberapa kali pencet di gadget yang berkelengkapan google maps. Sayangnya google map tidak dilengkapi dengan informasi jalanan, mana yang semrawut, mana yang macet, jalanan mana yang sedang direnovasi. Mengandalkan rambu rambu penunjuk jalan? Ini Indonesia bung.
Jalanan bukan akhir derita. Menyambut dengan derita berikutnya adalah tempat parkir. Sopir kami yang kurang pengalaman sudah membuat keputusan kurang tepat seketika memasuki area parkir. Dia mengemudi keluar dari tempat parkir serta merta setelah tahu bahwa dia berada di ruang parkir untuk pasien UGD. Padahal tujuan kami ingin menbesuk seorang teman yang sedang di rawat.
Bukan salah si sopir sebenarnya. Karena sekali lagi tidak ada papan informasi yang memadai. Sesampainya di tempat parkir pengunjung pun kesemrawutan masih terus – terusan menambah panas siang yang sudah terik. Tidak ada petugas parkir di RSUP Sarjito yang membantu menunjukan dimana tempat parkir yang masih kosong. Petugas yang tetap bekerja sepertinya hanya petugas tiket dan pemungut uang parkir di pintu gerbang tempat parkir.
Kunci kenyamanan memang sopir yang berpengalaman 😀
Alih – alih. Kami mengucapkan rasa terimakasih kepada mas Ikhsan yang sudah kami paksa untuk menjadi sopir bagi kami – kami, mengantarkan untuk menjenguk sahabat kita juga ,yang tengah mengemban penyelesaian uji kesabaran di RS Sarjito. Kami – kami tahu, ujian kesabaran yang harus kami lalui di sepanjang perjalanan yang panas dan di parkiran semrawut masih tidak ada apa – apanya dibanding yang sedang menimpa seorang sahabat. Hanya Allah yang maha sabar. Allah mengembalikan saudara kita di tengah – tengah keluarga tercinta pada waktu yang Ia kehendaki.
mmg sekali sekali kita harus jalan sendiri …meski hanya untuk sekedar menghapal jalan.., sya suka lakukan itu mas.. saya sangat penasaran jika lom tahu jalan itu ujungnya tembus kemana…..hehe…
salam.
Kok bisa ya parkir RS penuh seperti itu….?
Itu mobil2 dokternya, atau mobil2 penjenguk?
Harusnya tempat parkir RS besar itu harus besaaaar… 😛
Yah, pokoknya lebih baik mensyukuri keadaan, masih ada taksi yang bisa mengantar. 🙂