Akhir akhir ini saya mengidap penyakit baru dalam kebiasaan saya. Kalau penyakit malas sebenarnya sudah mendarah daging. Bawaan sejak lahir. Bedanya malas yang ini adalah malas membaca buku. Terutama buku buku dengan cetakan tebal. Opo Tumon rek. Apa gerangan? Kalau beralasan sibuk, pasti bukan alasan rasional. Seperti dulu pun saya seperti ini. Sampai pagi ini masih ada beberapa buku tebal yang saya belum menyelesaikanya. Padahal saya membeli buku buku tersebut dengan pengorbanan luar biasa. Katakanlah 100 atau 200 ribu bukanlah nilai yang sedikit buat saya. Kalau misalkan saya pakai untuk menyambung makan, sudah berapa hari perpanjangan usia saja.
Malas. Tak Sabaran. Saya ingin mendapatkan segala sesuatunya dengan serba instant. Walapun saya juga tahu kalau ini tidak baik [dan tidak benar] Malas melihat daftar isi pada buku dan membuka ratusan/ ribuan lembar halaman. Maka kehadiran sang Penyihir Mr Google paling menarik perhatian saya. Dan atas saran Kakek sihir itulah saya meletakan buku buku tebal tersebut di Almari atau menaruhnya sebagai alas tidur.
Artikel, Berita, Blog adalah informasi praktis, singkat dan cepat saji dari dunia maya. Mencerna beberapa paragraf hidangan cepat saji dari dunia maya, segera menggantikan makanan penuh nutrisi yang telah membesarkan saya sampai menjadi manusia. [Manusia seperti sekarang seperti Manusia]
Saya tidak tahu apa efek samping dari makanan cepat saji yang saya konsumsi setiap hari seperti ini? Saya tidak ingin kolesterol dan gula darah saja meningkat? Tapi bagaimana caranya agar kembali ke alam natural?
kadang saya merasa tersindir dgn penuturan ini. tapi jangan2 kita memang 2 orang korban makanan ‘cepat saji’ tersebut ya Kang?
saya masih memilih baca buku drpda surfing di internet…. ada sensasi berbeda dengan membaca dan mencari…… ^__^