Siapa yang pernah mempunyai hambatan dalam berkomunikasi? Saya pastinya. Walaupun berkomunikasi dengan orang lain adalah fitrah, sudah menjadi bawaan ketika saya dilahirkan ke muka bumi. Ternyata proses pembelajaran (untuk berkomunikasi) pada diri saya belum sepenuhnya optimal.
Saya ingin berbicara (berkomunikasi) dengan semua orang. Saya senang dapat berbagi informasi (dan mau kalau dibagi uang –hi hi hi). Sayangnya saya tidak bisa dengan mudah untuk berkomunikasi, terutama menvisualisasi ide dan informasi yang ada dalam kepala saya supaya dengan mudah di terima dan dipahami orang lain. Banyak sekali terjadi dalam interaksi saya dengan banyak orang, sesuatu yang saya ‘rasa’ sudah sangat jelas saya katakan ternyata saya mendapati orang lain menterjemahkan secara berbeda. Sesuatu yang menurut saya lucu, bagian dari humor, eh ternyata orang lain malah menganggapnya serius.
Berdasar pengalaman pribadi, saya hanya bisa berkomunikasi (berteman) dengan baik, hanya dengan tipe tipe orang tertentu. Dan itu tidak banyak. Walaupun saya kelihatan punya banyak teman. Kenyataanya jumlah teman saya tidak sebanyak kelihatanya. Saya menyadari semuanya dan berusaha untuk memberikan sikap terbaik (menurut saya).
Singkatnya, secara umum saya cenderung enggan untuk memulai suatu sesi komunikasi, tetapi anehnya setelah sesi komunikasi terbentuk mungkin orang akan menilai saya cenderung horny. Masalah kedua, mungkin orang lain akan menilai saya cenderung pilih pilih dalam berteman. Masalahnya sebenarnya adalah karena saya kurang bisa untuk menvisualisasikan informasi dan ide yang ada dipikiran saya kedalam bahasa yang lebih manusiawi/alamiah, mempresentasikan ide dengan bahasa semua orang. Orang orang yang berkomunikasi dengan baik dengan saya mungkin adalah orang orang yang mempunyai kemampuan komunikasi yang baik sekali sehingga dapat menangkap apa yang sedang saya ungkapkan walaupun saya tidak menvisualisasi/mempresentasikan dengan lengkap dan sesuai.
Kemudian bagaimana saya tetap berusaha berkomunikasi dengan orang lain. Sekali lagi saya senang berkomunikasi dengan banyak orang.
Pertama : Tentu saja saya berusaha menerima diri saya seadanya (lengkap dengan segala ketidak mampuan saya) dan seperti orang yang sedang mengetikan tulisan pada blog ini.
Kedua : Saya berusaha menyiapkan diri secara mental untuk menerima apapun yang bakal terjadi dalam sesi komunikasi nantinya. Saya tidak akan menyalahkan siapapun ketika terjadi miskomunikasi. Bukan salah saya dan bukanlah salah mereka. Saya telah mengambil inisiatif dan telah memberikan yang terbaik yang saya bisa.
Ketiga : Saya berusaha melakukan persiapan secara teknis, antara lain informasi apa yang akan saya sampaikan, tujuanya apa, kepada siapa saya tujukan informasinya (audiens), bagaimana lingkunganyanya dan tentu saja saya menyiapkan instrumen untuk mengukur seberapa baik informasi telah saya sampaikan, feedback dan respon, dan uba rampe lainya.
Keempat : Masih saya cari – cari. Ada yang mau memberikan saran kepada saya?
[Loh kok tulisanya, bertema pengalaman pribagi melulu? Inikan blog milik saya (dipinjami oleh wordpress, jadi suka – suka dong). Iya iya, kalau blognya ngerasani orang lain malah dosa dong.]
Yang saya ceritakan diatas adalah masalah umum saya dalam mempresentasikan informasi secara oral/ lisan. Bagaimana pendapat anda tentang cara saya menyampaikan informasi tertulis (contoh : tulisan ini) apakah mudah dimengerti? Susah Ya?