Google Reader Ditutup, Pindah Kemana?

Seharian kemarin, di jejaring sosial yang saya ikuti, terutama di twitter dan di google+ dihebohkan dengan akan ditutupnya satu layanan dari Google, yaitu Google Reader. Sesuka apa pun saya terhadap Google Reader, saya tidak akan bisa berbuat banyak. Kecuali menerima “takdir” ini. Meskipun dengan berat hati.

Google Reader merupakan aplikasi rss reader yang pertama kali saya gunakan dan satu-satunya saya gunakan sampai sekarang. Dengan segala alasan, terutama alasan karena kepraktisan Google Reader yang berbasis web dan single sign in untuk ke semua layanan google yang saya pakai.

Akan ditutupnya Google Reader langsung diikuti banyak saran untuk menggunakan RSS Reader alternatif. Pokok saya adalah ingin tetap mengikuti kabar dengan RSS Reader yang berbasis web demi alasan kepraktisan yang sama. Dan dari pengamatan singkat banyak saran yang ditawarkan di jejaring sosial, akhirnya pagi ini saya memutuskan untuk menggunakan Freedly.

Sangat mudah memang melongok apa yang saya taruh dari Google Reader dari Freedly. Saya membaca tutorial di sini sih. Sampai saya mendapatkan tampilan Freedly yang kelihatan lebih enak dipandang dibanding halaman berlatar putih milik Google Reader.

Namun hal ini tidak serta merta membuat saya lega. Ada kemudian yang selalu terbayang. Terlepas dari semua kepraktisan yang ditawarkan, saya tidak akan pernah bisa benar-benar mapan dengan layanan berbasis web. Apalagi yang gratisan.

Bila diingat-ingat sudah banyak sekali layanan online gratisan yang saya manfaatkan yang berjatuhan satu demi satu karena rugi atau lain hal. Saya tidak ingat semuanya, tetapi yang paling membuat merasa kehilangan bagi saya adalah ditutupnya layanan blog Multiply, Posterous, Dagdigdug, Frienster dan lain-lain. Google Reader pun bukanlah satu-satunya layanan google yang ditutup. Masih ingat dengan google wave, google buzz, dan lain-lain?

Freedly yang baru mulai saya gunakan pun tidak ada jaminan akan sampai kapan menyediakan layanannya. Jadi saya ingatkan diri saya untuk jangan pernah merasa mapan. WordPress.com yang ditempati blog saya ini pun tidak ada yang menjamin tidak akan tutup, hehehe

 

 

Iklan