Sebuah kabar mengejutkan datang pada sekitar pukul tujuh hari Jum’at kemarin. Seorang teman baik saya meninggal dunia.
Masih antara percaya dan tidak percaya, saya spontan mengucapkan Innalilahi wa ina ilaihi ra’jiun. Semua datang dan berpulang semata atas kehendak Allah SWT. Kematian tidak pernah bisa orang-orang ketahui kapan akan datang menghampiri. Bisa tahun depan, lusa atau nanti, siap atau tidak siap.
Seorang kawan baik saya itu kesehariannya baik-baik saja. Bahkan beberapa hari sebelum berpulang. Selalu datang kepada teman-temannya membawa kesahajaan dan humor-humor ringan yang menyegarkan. Bekerja seperti biasa. Pagi harinya ia pun seperti biasa mengantarkan dagangan milik istrinya ke warung.
Namun begitu ia pulang dan sarapan bersama keluarga, ajal menjemput. Seorang teman saya itu “keselek”. Dan mendadak tubuhnya lemah. Oleh keluarga dan para tetangga, teman baik saya itu dilarikan ke Rumah Sakit . Sayangnya, Allah telah menentukan takdir yang lain. Teman saya itu meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit.
Yah, Orang bisa meniggal kapan saja. Makhluk bisa mati kapan saja. Sesuai kehendak -Nya. Tidak ada yang bisa menghalangi, tidak ada yang bisa menunda, tidak ada yang bisa mempercepat. Tidak ada yang bisa memilih meninggal dengan cara apa. Ada yang meninggal semudah tiba-tiba seperti teman baik saya itu. Ada yang melewati proses sakit panjang menuju ajal.
Paragraf sebelum ini merupakan peringatan untuk diri saya sendiri. Peringatan yang hanya mudah didengar ketika saya sedang ber-takziyah. …
Jika maut sudah mengetuk pintu, tiada kan tempat untuk berpaling.