Pancen nDeso

Saya tadi baru saja diminta tolong oleh seorang teman untuk men faxcimile kan ( “_”) ke suatu nomor fax … ih jelas no fax dong masak ke nomor kamar. Ngomong ngomong mengenai mesin fax. Ini yang kedua kali saya menggunakan mesin fax.

Sebelumnya untuk urusan ini saya sering minta tolong pada teman saya, mbak Rina.

“Maaf ya mbak sering minta tolong” kata saya, walaupun beliau tidak pernah komplain ketika saya mintai bantuan, cuman saat itu sja dia sedang sibuk

“Andai saya bisa, mungkin saya tidak akan suruh suruh” kata saya sambil menunggui mbak Rina men Fax untuk saya

“Halah ngapusi” reply mbak Rina dengan nada sangat tidak percaya

“Tenan mbak, se umur umur aku durung tau nyoba” saya menegaskan

“Mbokya tolong aku diajari” pinta saya dengan penuh belas kasihan dan harap he he he

Mbak Rina sangat tidak percaya kalau saya tidak bisa memakai mesin Faxcimile, ngga tau apa alasanya sampai dia sebegitu tidak percaya dengan apa yang saya katakan, padahal saya tidak pernah main main dengan beliau.

“Masa orang … tidak bisa pakai mesin fax …” Mbak Rina

Setelah dengan susah payah membujuk akhirnya beliau mau menunjukan kepada saya cara pakai mesin Fax.

‘Masukan kertasnya, disini,sampai mesin Fax mesespon dengan sedikit tarikan” dia memulai mengjari.

“Angkat hand setnya, kemudian dial nomor tujuan, apakah terdengar nada sibuk …..”

“Oh nomor ini sedang sibuk …..”

“Tunggu ya kemudian di redial… yah setelah terdengar bunyi tiiiiiit tekan tombol start”

Dokumen pun prlahan lahan tertarik keluar dari mesin fax

“Sekarang giliran, anda mencoba …..” mbak rina mempersilahkan saya.

Sayapun mencoba sebisa saya berdasar apa yang sudah di tunjukan mbak Rina baru saja. Dan pancen nDeso, ternyata nganggo mesin Fax ki ngene iki to.

Hari ini adalah kedua kalinya saya memakai mesin ini, mbak Rina memandangi saya sambil terpaksa tersenyum. Masih seengah tidak percaya kalau ketika saya minta diajari memakai mesin fax itu saya memang benar benar belum bisa.

Dasar ….

Tinggalkan komentar