Purnama

Malam ini di luar sedang Bulan Purnama. Kalau orang Jawa menyebutnya dengan ‘bulan ndadari’. Mungkin maksudnya bulan sedang secantik bidadari. Mungkin, cuaca cerah pada malam ini , dimana hujan tidak mengguyur bumi dan mendung mendung tidak menghalangi mata mata untuk saling beradu pandang dengan bulan adalah anugerah untuk orang orang. Pecinta Bulan. Seperti saya.

Sejak kemarin sore, dengan waktu dan cuaca yang sama persis, bulan sudah dapat dinikmati dengan mata telanjang.

Sekali lagi , bulan purnama memang indah. Tak dipungkiri. Setiap jaman manusia menikmati dengan caranya. Bahkan jaman saya masih kecil, bulan purnama seolah menciptakan suasana dan nuansana penuh ceria dan mampu menciptakan keakraban pertemanan dan permainan yang alami .  Dan Manusiawi. Lebih dari keakraban yang bisa dihadirkan oleh Face Book dan Jejaring Pertemanan moderen lainya pada saat ini.

Manusia dan anak anak pada masa itu biasa merayakan dan menikmati purnama dengan aneka permaianan. Banyak sekali jenisnya. Entah itu Jetungan, Petak Umpet, Sodoran dan banyak lainya.

Tidak hanya keceriaan anak anak. Dewasapun menikmati dengan cara mereka sendiri. Mungkin ngobrol dan duduk duduk berbagi cerita di luar rumah sudah cukup bagi mereka. Sambil mengawasi anak anak atau cucu cucu mereka bermain dengan cara cara yang lebih ramai.

Sayangnya permainan dan ala menikmati Purnama sepertinya tidaklah untuk sekarang. Supremasi Gobag Sodor dan Jetungan sekarang sudah direbut oleh Sinetron dan TV. Ketika saya tadi masih diluar tidak saya lihat ada banyak kehidupan keceriaan di bawah bulan.

Permainan di kala Purnama yang jadul itu mungkin hanya tersisa hidup di ingatan saya. Dan di jamanya sendiri. Dan mungkin juga hidup di buku dongeng cerita rakyat.

3 komentar di “Purnama

  1. Salut buat mas Jarwadi, dalam masa sesibuk ini masih sempat jadi pemerhati hal semacam ini, salut buat nje. Begitu hal nya, sepulang dari jengguk teman di RSUD Wonosari, malam itu menujukkan pukul 19.37 WIB, sesampai di sawah kerjo ponjong… saya juga menyadari Indahnya Bulan Malam itu… Moga malam nanti kita bisa nikmati lagi.

  2. saya kok malah inget duduk diteras yang kebetulan ngadep ngetan sambil bercanda dengan pujaan hati, tak henti hentinya mulut ini ngegombal kesana sini, he he

Tinggalkan Balasan ke Ngabehi K.M Batalkan balasan