Sering saya berdialog dengan diri saya sendiri, bukan ngomel loh, –kulo dede tangganipun mbah Rono Sijah– walaupun hal itu terjadi sangat intens dan menjadikan lupa makan, lupa tidur, lupa segalanya de[[ —asal ngga lupa untuk posting di blog ini aja he he he ]]
Entah karena terlalu banyak minum kopi atau yang lain ga tau …. 🙂 Temanya apa juga asal tapi bila dihubung hubungkan atau didekat dekatkan maka jarwadi berusaha mendefinisi yang disebut iklas :
Ikhlas adalah : [[ hi hi ini se jawaban anak TeKa ya]]
Dalam melakukan sesuatu sepertinya sering kalau ga selalu “ada belalang di balik dahan … “ Sering orang melakukan sesuatu karena ada maunya. ” …. Mesti ngemu pamrih” begitu orang Jawa bilang. Pernah suatu kali parsel menjelang Hari Raya menjadi polemik hangat -walaupun hanya hangat hangat tai ayam [[maklum ini Indonesia BUNG]]. Bahkan sampai ada larangan menerima Parcel bagi pejabat — penjabat atau penjahat ya. Maksudnya mudah ditebak bukan?
Kembali ke LEPTOP ….
Bisa kebayang ketika kita berbuat baik ke seseorang karena ada maunya. Baik bagi yang memberi atau penerimanya. Kalau mereka masih sama sama in line se, nota problem ya… cuman gimana semisal yang terjadi sebaliknya.
Melihatnya dari wacana yang transedental dan ilahiah
[[[ —Pak Jawara turun …. Cepetan turun, entar jatuh loh]]
Ketika kita melakukan sesuatu lebih dari suatu pengharapan yang praktis, karena keikhlasan sepenuhnya, milik yang di atas. Termasuk apapun yang kita punya -baik kabaikan atau apapun, termasuk kita adalah milik -Nya. Wwah pasti laen cerita nya kalau sudah seperti ini. Pasti Pak Jawara sedang ingat kalau dia semakin tua dan satu satunya kepastian adalah kematian yang lebih dekat.
Ikhlas memiliki arti long term, God senses, mulai dari ketika akan melakukanya -visi, saat melakukanya -execute, dan setelahnya. Kalau kita sedang baikan dengan seseorang memberikan sesuatu itu terasa mudah -tapi ga tau loh motifnya paan ]] …makanya apapun motifnya minumnya teh botol sosro … kita mestinya selalu berusaha untuk meluruskan niatan kita, ***kemudian sepengalaman yang paling susah adalah menjaga keikhlasan kita, setelah sesuatunya terjadi
Kembali ke BUMI ….
Banyak kejadian ketika kita banyak menolong orang, dulunya mudah banget memberi ke seseorang tetapi ketika di ujung jalan yang lain mereka berdiri berseberangan dengan kita, ternyata semuanya menjadi … sangat rumit. Maksud Pak Jawara, …. Kalau tidak tau maksudnya ya sudah -artinya = saya juga.
Tadi malam diri saya yang lain punya ide : Untuk tetap menjaga niatan dan keikhlasan kita
” Lupakan semua yang telah kamu berikan kepada orang lain, sebelum orang lain melupakanya”
Hmmm …
Banyak orang yang tahu bagaimana berterimakasih, dan orang yang tidak tau berterimakasih bukanlah lebih sedikit … Bener ngga ya … Semoga salah ya ….