Race Review: Mandiri Jogja Marathon 2017

mandiri jogja marathon wis rampungPerhelatan Mandiri Jogja Marathon 2017 telah usai, wis rampung. Sambil menikmati segala kenangan yang tersimpan mesra di otot-otot betis dan persendian kini saatnya menuliskan beberapa paragraf untuk event Full Marathon road race pertama di Jogja itu.

Adalah Bagus Abdurrahman Wahid yang pertama kali memberi tahu saya akan ada event lari di Prambanan pada bulan April 2017. Menurutnya ada beberapa kategori lari hingga HM (half marathon).

Tak lama berselang di grup Runner’s Nation (RuN) event lari ini menjadi perbincangan. Menariknya disebutkan akan ada pula kategori Full Marathon. Penasaran saya terjawab ketika website Jogja Marathon resmi diluncurkan. Berarti Jogja akan pecah telor sebagai kota yang menyelenggarakan perhelatan lomba lari jalan raya full marathon.

Melihat-lihat website Jogja Marathon (kemudian berubah menjadi Mandiri Jogja Marathon) yang biasa-biasa saja saya tidak banyak berharap MJM akan menjadi event yang istimewa dan mengesankan. Pengambilan Racepack (20 April 2017) di Hotel Jambuluwuk – Yogyakarta meski berlangsung lancar dan rapi juga tidak menampakkan sesuatu yang istimewa.

Kenyataanya mengejutkan. …

Tiba sekitar pukul 4 dini hari (Minggu, 23 April 2017) di Mandiri Jogja Marathon Race Village di Taman Wisata Candi Prambanan saya disambut dengan segala fasilitas yang serba lengkap, tertata baik dan terkesan mewah.

Saya bisa menunaikan Shalat subuh di tenda yang didisain sebagai mushala. Pelayanan penitipan barang (drop bag) yang cepat dan gesit. Toilet yang selalu dibersihkan dan dijaga dengan baik oleh petugas sehingga pemanfaat pun tidak segan untuk mengantri.

Start area untuk kategori FM dan HM dipisahkan dengan kategori 5K dan 10K. Cara yang baik untuk membagi kerumunan. Barangkali ini penyumbang suasana yang cukup kondusif bagi semua peserta kategori FM MJM.

Flag off untuk kategori FM dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubowono X (Gubernur DIY). Sesuatu yang barangkali akan memberi kesan tersendiri bagi kebanyakan peserta lomba. Upaya panitia yang berhasil mendatangkan Sultan pada dini hari menurut saya pantas diapresiasi.

Dalam banyak lomba lari jalan raya terutama kategori full marathon biasanya masalah Water Station selalu menjadi isu. Di sepanjang rute FM MJM tidak demikian. Hampir di setiap 2KM tersedia WS. Total kalau tidak salah terdapat 20 WS di sepanjang rute FM. Ketersediaan baik isotonik maupun air mineral di tiap WS sepanjang yang saya temui selalu melimpah. Padahal sekitar pukul 10 saja saya masih berjuang mengejar garis finish.

Jalan di sepanjang rute FM memang tidak ditutup. Namun marshal dan polisi di sepanjang jalan yang mengatur lalu lintas dan membantu para pelari berhasil menjalankan tugas dengan baik. Meski banyak tikungan dan persimpangan di sepanjang rute rasanya kemungkinan peserta tersesat atau salah jalur sangat kecil.

Fruit Station, Sponge Station dan Sprinkle Station menurut saya juga mencukupi.

Pembagian Finisher Medal dan Finisher T-Shirt untuk kategori FM dilakukan begitu peserta usai menginjak garis finish. Cara yang baik untuk mencegah masalah keributan dalam antrean pengambilan finisher medal yang menodai beberapa lomba lari.

Medali Penamat atau Finisher Medal MJM 2017 dibanding beberapa medal yang pernah saya dapatkan dalam beberapa race event, menurut saya merupakan yang terbaik yang membuatnya layak disimpan sebagai koleksi.

Finish area adalah tempat yang memanjakan bagi semua pelari yang telah mengkhatamkan lomba. Sebut saja photo both, ice bathing both, expo dari para sponsor yang menyediakan banyak freebies, foodcourt, sampai penampilan Maliq d’essentials di panggung utama.

Dengan segala kebaikannya Mandiri Jogja Marathon 2017 bukanlah berarti tanpa cela. Saya akan menuliskannya mumpung belum lupa.

1. Start yang terlambat. Menurut jadwal flag off kategori FM MJM 2017 dilakukan pukul 04:45. Kenyataanya flag off baru dilakukan pada pukul 04:51. Sebenarnya hanya terlambat beberapa menit namun akan lebih baik bila tepat waktu.

2. Penerangan dari garis start sampai KM 7 sangat kurang. Penerangan di KM pertama menurut saya yang paling berbahaya. Di KM pertamalah para pelari masih berkerumun dan rawan tabrakan. Apalagi jalan yang dilalui tidak sepenuhnya aspal yang bagus. Sedikit saja apes pelari bisa saja tergelincir atau terperosok.

3. Jalan di sepanjang rute yang tidak sepenuhnya aspal yang baik. Ada beberapa ruas jalan yang rusak, apa beberapa ruas yang terdapat pasir dan koral. Saya sendiri merasa tidak nyaman ketika harus melintasi jalan corblok (paving) karena merupakan hard surface yang tidak ramah bagi kebanyakan pelari jalan raya.

Celakalah saya yang berlomba menggunakan racing flat yang tipis. Next MJM sebaiknya menggunakan sepatu daily trainer saja.

4. Kandang Ayam. Kandang Ayam bagi saya merupakan masalah karena aromanya yang merangsang syaraf mual dan muntah.

5. Tenda Medis menurut saya kurang. Sampai KM 28 sebenarnya saya tidak memperhatikan tenda medis tapi ketika merasa membutuhkannya mulai KM 30 saya hanya mendapatkan 2. Itupun salah satunya kehabisan painkiller spray.

6. Minimnya Photographer. Saya heran mengapa MJM 2017 tidak mempunyai official photographer sebagaimana Jakarta Marathon. Photographer bagi saya adalah penambah energi yang bahkan lebih baik dari GU Gel.

7. Finish line dan MC yang biasa-biasa saja.

Saran untuk Mandiri Jogja Marathon 2018 :

  1. Perbaiki website Mandiri Jogja Marathon dengan desain dan user experince yang lebih baik. Website amat penting karena dari web itulah pelari memulai partisipasinya dengan mendaftar, mendapatkan sejumlah informasi mengenai lomba, sampai mendapatkan informasi race result pasca lomba.
  2. Flag off tepat waktu. Keterlambatan pelepasan bendera start beberapa menit mungkin disepelekan. Berbeda bagi kebanyakan pelari yang berdebar ingin segera memulai lomba. Seberapapun keterlambatan akan menodai pengalaman dalam berlomba.
  3. Penambahan penerangan jalan terutama ruas jalan KM 1 sampai KM 15. Bagi pelari elit jarak 10 KM mungkin cukup ditempuh dalam 30 menit. Bila flag off pukul 04:45 WB maka kira-kira pukul 05:30 WIB dimana hari sudah cukup terang mereka akan mulai meninggalkan KM 15. Penerangan yang baik akan meningkatkan kenyamanan kebanyakan peserta lomba jalan raya sekaligus mengurangi potensi kecelakaan dalam berlomba.
  4. Perbaiki ruas-ruas jalan yang rusak di sepanjang rute marathon. Bagaimana pun marathon merupakan lomba lari jalan raya. Rusakan jalan mempengaruhi kualitas sebuah lomba. Ada beberapa ruas jalan yang bila diakumulasi sejauh berkilo meter yang bukan merupakan jalan aspal yang baik. Ruas-ruas itu merupakan jalan aspal yang rusak, jalan berbatu dan jalan corblok/paving.
  5. Menghindari Kandang Ayam. Mungkin caranya dengan mengganti sebagian rute yang melewati kandang ayam. Kandang ayam menyebarkan polusi yang sangat mengganggu kesehatan paru-paru.
  6. Perbanyak tenda medis dan perbaiki fasilitas dan petugas kesehatan di dalam tenda medis. Tenda medis yang saya maksud adalah tenda-tenda medis di sepanjang rute lari maupun tenda-tenda medis di area finish. Menurut saya kesemuanya sangat kurang. Ini saya rasakan ketika saya mencari tenda medis di sepanjang rute maupun ketika di area finish saya membutuhkan pertolongan medis.
  7. Sebaiknya Race Organizer menggandeng Official Photographer seperti kebanyakan Race yang ada di Jakarta.
  8. Perbaiki desain Finish Line. Finish line MJM 2017 terasa biasa, jauh dari kesan mewah. Saya tidak melihat ada banyak cheering dan spectator. MC di Finish Line sebaiknya memilih orang yang paham betul tentang lari dan banyak mengenal pelari dan komunitas-komunitas yang ada di Indonesia supaya mengesankan.
  9. Perbaiki desain Race Jersey dan Finisher T-shirt. Bahan yang digunakan untuk kedua jenis kaos itu cukup bagus. Sayang desainnya terasa pucat dan asal-asalan.

 

finisher mjm2017

Bagi saya secara pribadi Mandiri Jogja Marathon 2017 memberi pelajaran-pelajaran yang sangat berharga.

Mendengarkan nasihat dokter. Sekitar 3 minggu lalu kaki kanan saya cidera. Menurut tanda-tandanya kemungkinan adalah tibia stress fracture.

Dokter menyarankan saya untuk mengambil foto rontgen. Hasil foto memang tidak menunjukkan kelainan. Masalahnya, menurut dokter, tidak semua fracture apalagi yang amat kecil bisa terdeteksi oleh rontgen. Dokter menyarankan saya untuk istirahat dan tidak ikut lomba dulu. Apalagi H-3 saya malah demam dan harus minum obat.

Belajar tidur sebelum lomba. Saya akui saya tidak bisa tidur sepanjang malam sebelum lomba MJM. Hal yang hampir sama ketika tahun lalu saya mengikuti Jakarta Marathon 2016.

Terbawa euforia toh saya tetap berdiri di garis start MJM 2017 dengan bahagia.

Sampai KM 26 saya berlari dengan baik. Permasalahan yang saya hadapi adalah rasa mual ketika saya minum baik isotonik maupun air mineral di tiap WS. Menyadari arti penting hidrasi saya tetap minum sambil sesekali memakan GU Gel dan Salt Stick.

Selepas KM 26 sinar matahari pukul 7 menyapa dengan hangat wajah dan punggung saya. Mulai KM 28 saya mulai ngantuk, mata rasanya ingin terpejam dan meski terus berlari mata makin susah untuk dibuka.

KM 30 saya semakin kesulitan mengendalikan diri dan susah mengontrol foot strike. Jatung saya berdebar-debar ketika bagian kaki yang cedera mulai terasa sakit lagi. Di sini segala ketakutan muncul teringat dengan kata-kata dokter yang dulu menasihati saya. Selain itu rasa mual dan ingin muntah pun menjadi-jadi.

Dari titik ini daripada berakhir di UGD saya memilih untuk mengambil aman dengan jalan sehat. Sampai akhirnya dengan segala perjuangan saya bisa mendapatkan finisher t-shirt pada pukul 10 lebih, kemudian menebus rasa kantuk dengan tidur di tenda medis.

finisher medal mjm2017

Apakah tahun depan saya akan ikut MJM 2018? Pasti. Dendam saya harus terbalaskan tahun depan.

14 komentar di “Race Review: Mandiri Jogja Marathon 2017

  1. Mas, selama lari di MJM 2017 memperhatikan papan informasi kilo meter yang sedikit kurang tidak? karena menilik saat di kategori HM sepertinya merasakan beberapa papan belok dan titik kilometer agak sedikit perlu peningkatan kedepannya..

  2. Ping balik: Race Review: Sermo Challenge 3 – Gadget, Running & Travelling Light

  3. Ping balik: Mudah Merencanakan Liburan ke Pulau Belitung – Gadget, Running & Travelling Light

  4. Ping balik: Jalani Gaya Hidup Aktif Sekaligus Wajah Tetap Sehat dan Glowing dengan Serum Pencerah Wajah – Gadget, Running, Travelling Light

Tinggalkan komentar