Hati-Hati Berkendara, Jalanan Rusak

Kemarin malam, ketika saya mengendarai sendiri sepeda motor  dari rumah ke Playen, saya merasakan jalan sepanjang kira-kira 5 km yang saya lewati sangat tidak aman. Jalan bergelombang dengan retakan dan lobang dimana-mana. Penerangan di sepanjang jalan pun tidak semuanya bagus. Ditambah lagi air hujan yang mengisi lobang-lobang di sepanjang jalan itu. Saya harus mengendarai dengan sangat berhati-hati bila ingin pulang dengan selamat.

Saya tidak tahu apakah buruknya kualitas jalan antar kecamatan, jalan Playen-Paliyan itu karena terbatasnya anggaran perawatan jalan oleh Pemda atau masalah lain.

Tetapi saya kira, makin ramainya wisata pantai di Gunungkidul turut menyumbang cepat rusaknya jalan kecamatan ini. Betapa tidak, jalan yang dulunya hanya dilewati mobil-mobil kecil seukuran minibus mobil keluarga dan angkot, kini dilewati oleh bus-bus pariwisata berukuran besar. Tahu sendiri berapa bobot bus-bus seperti Karya Jasa, Blue Star, Sar Gede, Gunung Harta dan lain-lain.

Penyebab kerusakan jalan yang saya sebut pada paragraf di atas adalah dampak sebuah kemajuan tentu saja. Kemajuan menggeliatnya industri pariwisata di Gunungkidul. Ini perlu pengertian masyarakat pemakai jalan seperti saya. Sekaligus perlu pemikiran dari pemerintah untuk menentukan kebijakan pembangunan yang paling tepat. Karena saya kira, pemasukan dari retribusi, seramai-ramainya wisata pantai sekarang, belum ada apa-apanya bila akan digunakan untuk pembangunan perbaikan jalan.

Jadi apa yang bisa saya lakukan selain berhati-hati berkendara melintasi jalanan yang makin rusak? Di sisi lain kecelakaan lalu lintas di sepanjang jalan antar kecamatan ini makin bertambah. 😐

 

 

8 komentar di “Hati-Hati Berkendara, Jalanan Rusak

Tinggalkan Balasan ke Lidya Batalkan balasan